Selasa, 03 Januari 2012

fokus pengkajian keluarga

FOKUS PENGKAJIAN KELUARGA
A. Pengertian Keperawatan Keluarga
Merupakan bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri dari keterampilan berbagai bidang keparawatan. Praktik keperawatan keluarga didefinisikan sebagai pemberian perawatan yang menggunakan proses keperawatan kepada keluarga dan anggota-anggotanya dalam situasi sehat dan sakit. Penekanan praktik keperawatan keluarga adalah berorientasi kepada kesehatan, bersifat holistik, sistemik dan interaksional, menggunakan kekuatan keluarga.
B. Tingkatan Keperawatan Keluarga
Ada empat tingkatan keperawatan keluarga, yaitu:
1. Level 1
keluarga menjadi latar belakang individu/anggota keluarga dan fokus pelayanan keperawatan di tingkat ini adalah individu yang akan dikaji dan diintervensi.
2. Level 2
keluarga merupakan penjumlahan dari anggota-anggotanya, masalah kesehatan/keperawatan yang sama dari masing-masing anggota akan diintervensi bersamaan, masing-masing anggota dilihat sebagai unit yang terpisah.
3. Level 3
Fokus pengkajian dan intervensi keperawatan adalah sub-sistem dalam keluarga, anggota-anggota keluarga dipandang sebagai unit yang berinteraksi, fokus intervensi: hubungan ibu dengan anak; hubungan perkawinan; dll.
4. Level 4
seluruh keluarga dipandang sebagai klien dan menjadi fokus utama dari pengkajian dan perawatan, keluarga menjadi fokus dan individu sebagai latar belakang, keluarga dipandang sebagai interaksional system, fokus intervensi: dinamika internal keluarga; struktur dan fungsi keluarga; hubungan sub-sistem keluarga dengan lingkungan luar.

C. Proses Keperawatan Keluarga
1. pengkajian
Proses pengumpulan informasi yang dilakukan terus menerus dan untuk dapat mengartikan data/informasi yang diperoleh dan digunakan kemampuan profesional. Sumber-sumber data yang diperlukan berasal dari: pengkajian keluarga; observasi rumah dan lingkungannya; pemeriksaan fisik seluruh anggota keluarga; data sekunder:hasil lab/X-ray. Ada dua tahap dalam pengkajian, yaitu:
1. Pengkajian tahap I
a) Data umum
1) Nama kepala keluarga
2) Alamat
3) Komposisi keluarga (dalam table) lengkapi dengan genogram
4) Tipe keluarga
5) Suku
6) Agama
7) Status sosial ekonomi keluarga
8) Aktivitas rekreasi keluarga
b) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3) Riwayat keluarga inti
4) Riwayat keluarga sebelumnya (pihak suami dan istri)
c) Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Mobilitas geografis keluarga
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
5) Sistem pendukung keluarga
d) Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
3) Struktur peran (formal dan informal)
4) Nilai atau norma keluarga
e) Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
2) Fungsi sosialisasi
3) Fungsi perawatan keluarga
f) Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka pendek dan panjang serta kekuatan keluarga
2) Kemampuan keluarga berespons teradap situasi/stressor
3) Strategi koping yang digunakan
4) Strategi adaptasi disfungsional
g) Pemeriksaan fisik
h) Harapan keluarga

2. Pengkajian tahap II
mengacu pada pelaksanaan 5 tugas kesehatan keluarga oleh keluarga.
a) Mengenal masalah
1) Pengertian
2) Penyebab
3) Tanda dan gejala
4) Identifikasi tingkat keseriusan masalah pada keluarga
b) Mengambil keputusan
1) Akibat
2) Keputusan keluarga
c) Melakukan perawatan sederhana
1) Cara-cara perawatan yang sudah dilakukan keluarga
2) Cara-cara pencegahan
d) Modifikasi lingkungan
1) Lingkungan fisik
2) Lingkungan psikologis
e) Pemanfaatan fasilitas kesehatan
1) Pelayanan kesehatan yang biasa dikunjungi keluarga
2) Frekuensi kunjungan

Daftar Pustaka

http://ilmukeperawatan.wordpress.com/2008/04/07/keperawatan-keluarga-sebuah-pengantar, diakses tanggal 3-1-12 pukul 16.15 WIB











Scoring Prioritas Masalah Keluarga
Setelah menentukan masalah atau diagnosis keperawatan, langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah sebagai berikut :
1. Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan dalam keluarga dapat diatasi sekaligus
2. Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang dapat mengancam kehidupan keluarga, seperti masalah penyakit
3. Perlu mempertimbangkan respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan yang akan diberikan
4. Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi
5. Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah kesehatan/keperawatan keluarga
6. Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.
Skala Prioritas Dalam Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga
Untuk dapat menentukan prioritas kesehatan dan keperawatan keluarga, perlu disusun skala prioritas seperti berikut ini :
No. Kriteria Nilai Bobot
1. Sifat Masalah :
Skala :
- Tidak/kurang sehat
- Ancaman Kesehatan
- Krisis 1
3
2
1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah :
Skala :
- Dengan mudah
- Hanya sebagian
- Tidak dapat 2
2
1
0
3. Potensi masalah untuk dicegah :
Skala :
- Tinggi
- Cukup
- Rendah 1
3
2
1
4. Menonjolnya masalah :
Skala :
- Masalah berat, harus ditangani
- Masalah tidak perlu segera ditangani
- Masalah tidak dirasakan 1
2
1
0
Skoring :
1. Tentukan skor untuk setiap kriteria
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
3. Jumlahkan skor untuk semua kriteria
4. Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot.
Alat tersebut diatas bertujuan untuk melihat masalah-masalah seobjektif mungkin. Terdapat 4 kriteria dalam menentukan prioritas dari masalah-masalah kesehatan :
1. Sifat masalah, dikelompokkan menjadi :
- Ancaman kesehatan
- Keadaan sakit atau kurang sehat
- Situasi krisis
2. Kemungkinan masalah dapat dirubah, adalah kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan
3. Potensi masalah untuk dicegah, adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan kesehatan
4. Masalah yang menonjol, adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal berat dan mendesaknya masalah untuk diatasi melalui intervensi keperawatan dan kesehatan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas :
1. Dengan melihat kriteria yang pertama yaitu sifat masalah, bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat atau yang mengancam kehidupan keluarga karena yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga. Misalnya pada keadaan sakit atau pertumbuhan anak yang tidak sesuai dengan usia, baru kemudian kepada hal-hal yang mengancam kesehatan keluarga dan selanjutnya kepada situasi krisis dalam keluarga dimana terjadi situasi yang menuntut penyesuaian dalam keluarga.
2. Untuk kriteria yang kedua yaitu kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut :
- Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah
- Sumber daya keluarga : dalam bentuk fisik (sarana dan prasarana), keuangan dan tenaga
- Sumber daya perawat : dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan dan waktu
- Sumber daya masyarakat : dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat (Posyandu, Polindes) dan sokongan masyarakat.
3. Untuk kriteria yang ketiga yaitu potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah :
- Kepelikan atau kesulitan dari masalah, yang berhubungan dengan beratnya penyakit atau masalah
- Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada atau jangka waktu terjadinya masalah. Lamanya masalah berhubungan erat dengan beratnya masalah yang meninmpa keluarga dan potensi masalah untuk dicegah.
- Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam memperbaiki atau mencegah masalah dalam rangka meningkatkan status kesehatan keluarga.
- Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk mencegah masalah.
4. Untuk kriteria keempat yaitu meninjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut.
Nilai skore yang tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga.
“Perawat yang berpengalaman dapat menentukan prioritas di antara masalah-masalah dengan menggunakan pertimbangannya atas keempat kriteria tanpa melewati proses skoring. Akan tetapi, menghitung skore dapat membantu petugas yang masih memerlukan ketrampilan dalam menentukan faktor-faktor yang mempunyai bobot lebih berat daripada yang lain. Menghitung akan membantu dalam penyusunan prioritas dengan menentukan skore tertentu dari setiap masalah yang ditemukan”.
Daftar Pustaka
Friedman, Marilyn M., (1998), Family Nursing : Research,Theory and Practice. 4th edition, Norwalk CT, Appleton & Lange

Friedman, Marilyn M., (1998), Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik, edisi 3,
EGC, Jakarta.

Wright, Lorraine M., (1994), Nurses and Families : A Guide toFamily Asseement and Intervention, second edition, DNLM











FOKUS PENGKAJIAN KOMUNITAS
WHO ( World Health Organitation ) 1974 : mencakup perawatan kesehatan keluarga ( Nurse Health Family ) dan juga meliputi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatan sendiri serta memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan pada orang lain.
Departemen kesehatan RI ( 1986 ) : keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan team kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari individu, keluarga dan masyarakat.
Winslow ( 1920 ) adalah seorang ahli kesehatan masyarakat, yang membuat batasan sampai saat ini relevan, yakni public health atau kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan efisiensi hidup melalui upaya pengorganisasian masyarakat untuk :
1. Kelompok – kelompok masyarakat yang terkoordinir
2. Perbaikan kesehatan lingkungan
3. Mencegah dan memberantas penyakit menular
4. Memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat atau perseorangan
5. Dilaksanakan dengan mengkoordinasikan tenaga kesehatan dalam satu wadah padaan pelayanan kesehatan masyarakat yang mampu menumbuhkan swadaya masyarakat untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara optimal.
Tujuan keperawatan komunitas
Tujuan keperawatan adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya:
1. Pelayanan keperawatan secara langsung ( direct care ) terhadap individu, keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat ( health general community ) dan mempertimbangkan bagaimana masalah atau isu kesehatan masyarakat dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok.
Dan selanjutnya secara spesifik diharapkan : individu, keluarga, kelompok dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
2. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
3. Merumuskan serta memecahkan masalah
4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka alami
5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan maslah yang mereka hadapi yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri ( self care )
Sasaran keperawatan komunitas
Seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok baik yang sehat maupun yang sakit khususnya mereka yang beresiko tinggi dalam masyarakat.
Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, soaial dan spiritual. Maka peran perawat adalah membantu agar individu dapat memenuhi kebutuhan dasarnya karena kelemahan fisik dan mental yang dialami, keterbatasan pengetahuannya dan kurangnya kemampuan menuju kemandirian.
Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi. Antara keluarga satu dan yang lainya saling tergantung dan berinteraksi, bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan maka akan berpengaruh terhadap anggota yang lainya dan keluarga yang ada disekitarnya. Dari permasalahan tersebut, maka keluarga merupakan fokus pelayanan kesehatan yang strategis :
a. Keluarga sebagai lembaga yang perlu diperhitungkan
b. Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh anggota keluarga
c. Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan
d. Keluarga sebagai tempat penggambilan keputusan dalam perawatan kesehatan
e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dalam berbagai usaha – usaha kesehatan masyarakat.
Kelompok khusus
Yaitu sekumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan antara lain :
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhan seperti : ibu hamil, bayi baru lahir, anak balita, anak usia sekolah dan usia lansia atau lanjut usia.
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, antara lain : kasus penyakit kelamin, tuberculosis, AIDS, kusta dan lain – lain.
Prinsip keperawatan komunitas
Yang harus menjadi prinsip dalam melaksanakan keperawatan komunitas haruslah mempertimbangkan :
Kemanfaatan
Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar – besarnya bagi komunitas, artinya : ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian
Autonomi
Dalam keperawatan komunitas diberikan kebebasan untuk melakuakan atau memilih alternatif yang terbaik yang disediakan untuk komunitas
Keadilan
Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas.
Tingkat pencegahan dalam keperawatan komunitas.
Keperawatan komunitas merupakan bentuk pelayanan atau asuhan yang berfokus pada kebutuhan dasar komunitas, yang berkaitan dengan kebiasaan atau pola perilaku masyarakat yang tidak sehat, ketidakmampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan internal dan eksternal.
Intervensi keperawatan mencakup :
1. Pendidikan kesehatan / keperawatan komunitas.
2. Mendemonstrasikan keterampilan dasar yang dapat dilakukan di komunitas.
3. Intervensi keperawatan yang memerlukan keahlian perawat seperti : melakukan konseling pada remaja, wanita, usila, pasangan yang akan menikah, dll.
4. Kerjasama lintas program dan lintas sektoral dalam mengatasi masalah kesehatan di komunitas.
5. Rujukan keperawatan dan non keperawatan apabila diperlukan
Sistem Rujukan
Adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal maupun horizontal. Pelayanan kesehatan masyarakat terdiri dari 3 bentuk yaitu :
1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama ( primary health care )
Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan. Oleh karena jumlah kelompok ini didalam suatu populasi sangat besar ( lebih kurang 85% ), pelayanan yang diperlukan oleh kelompok ini bersifat pelayanan kesehatan dasar ( basic health services ), atau juga merupakan pelayanan kesehatan primer atau utama ( primary health care ). Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalah puskesmas yaitu puskesmas pembantu, puskesmas keliling dan balkesmas.
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua ( secondary health service )
Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan oleh kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan inap yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer. Bentuk pelayanan ini misalnya rumah sakit tipe C dan D memerlukan tersedianya tenaga – tenaga spesialis.
3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga ( tertiary health service )
Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat atau pasien yang tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder. Pelayanan sudah komplek dan memerlukan tenaga – tenaga super spesialis.
Lingkungan hidup sebagai faktor penyebab penyakit
Nutrisi yang baik dan memadahi sebagai hasil kemajuan teknologi pertanian dan pengolahan makanan, kemajuan teknologi, transportasi dan komunikasi, mampu menurunkan angka kesakitan dan angka kematian. Demikian juga penyediaan air bersih serta fasilitas sanitasi lainya telah berkembang sedemikian rupa, sehingga mampu memperpanjang usia penduduk. Nutrisi mempengaruhi daya tahan seseorang terhadap penyakit menular, maka kesehatan lingkungan biasanya menentukan sering atau tidaknya seseorang berhibungan dengan bakteri, virus dan parasit yang menyebabkan kematian. Jika fasilitas air dan selokan mudah didapat namun penduduk tidak tahu, penggaruh lingkungan terhadap timbulnya penyakit, maka tidak dapat diharapkan penggunaan fasilitas tersebut secara baik. Sedangkan penangganan selokan serta pembuangan kotoran manusia yang tidak semestinya akan mencemari ketersediaan air, tanah serta perumahaan dengan kuman – kuman penyakit. Penyakit dan kematian yang disebabkan pencemaran lingkungan oleh kotoran manusia dapat menelan korban yang jumlahnya lebih besar dari pada pencemaran industri. Selokan yang digali adalah sumber penyakit saluran cerna ( diare, tifus dan sebagainya ) yang perlu disadari. Salah satu penyakit yang disebabkan tingkat kesehatan lingkungan yang tidak memadai pada kasus ini yaitu diare.
Diare adalah penyakit saluran cerna yang ditandai oleh buang air besar yang encer dengan atau tanpa darah dan muntah – muntah. Penyakit tersebut disebabkan oleh kerusakan organik atau fungsional saluran cerna baik karena serangan kuman penyakit maupun karena keracunan akibat pencemaran makan oleh kuman atau bahan tertentu. Biasanya penyakit ini disebabkan oleh faktor kesehatan lingkungan serta kesehatan perorangan yang tidak menguntungkan. Diare sangat berbahaya pada anak-anak karena mereka sangat cepat kehilangan dan kekurangan air dengan sangat cepat.
Penyebab kuman penyakit diare yang masuk kedalam tubuh melalui :
1. Minuman yang kotor, contohnya air darisuatu empang atau sungai, sumur atau sumber mata air yang disimpan dalam tempat penyimpan yang kotor.
2. Makanan yang kotor, misalanya dicuci dengan tidak baik, makanan yang tinggal diluar atau tempat panas terlalu lama atau makanan yang tidak dilindungi dari debu, lalat atau binatang.
3. Makanan tidak sehat, misalnya makanan yang dimasak tidak cukup lama seperti daging yang disate.
4. Tangan kotor misalnya sewaktu makanan dimakan dengan tangan yang tidak dicuci bersih setelah buang tinja atau setelah bekerja.
Gizi dan Fungsinya
Untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan makanan yang bukan sekedar makanan, tetapi makanan yang mengandung gizi atau zat – zat gizi. Zat – zat makanan yang diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan ini dikelompokan menjadi 5 macam, yakni protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Fungsi – fungsi zat makanan itu antara lain :
1. Protein, diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh – tumbuhan ( protein nabati ), dan makanan dari hewan ( protein hewani ).
Fungsi protein bagi tubuh antara lain :
a) Membangun sel – sel yang rusak
b) Membentuk zat – zat pengatur, seperti enzim dan hormon
c) Membentuk zat inti energi ( 1 gram energi menghasilkan 4,1 kalori )
1. Lemak, berasal dari minyak goreng, daging, margarin dan sebaganya.
Fungsi pokok lemak bagi tubuh ialah :
a) Menghasilkan kalori terbesar dalam tubuh manusia ( 1 gram lemak menghasilkan 9,3 kalori).
b) Sebagai pelarut vitamin A,D, E, dan K
c) Sebagai pelindung terhadap bagian – bagian tubuh tertentu dan pelindung bagian tubuh pada temperatur rendah
1. Karbohidrat, fungsi karbohidrat adalah salah satu pembentuk energi yang paling murah karena pada umumnya sumber karbohidrat berasal dari tumbuh – tumbuhan ( beras, jagung, singkong, dan sebagainya ) yang merupakan makanan pokok.
2. Vitamin dibedakan menjadi dua yaitu vitamin larut air ( vit. A&B ), dan vitamin larut lemak ( vit.A,D,E, dan K.)
3. Mineral terdiri dari zat kapur (Ca), zat besi (Fe), zat flour (F), natrium (Na) dan Chlor (Cl), kalium (K) dan iodium (I), secara umum fungsi mineral adalah sebagai zat dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai bagian yang penting struktur sel dan jaringan.
Selain itu terdapat juga penyakit -penyakit atau gangguan – gangguan kesehatan akibat dari kelebihan atau kekurangan zat gizi, dan yang merupakan msalah kesehatan masyarakat,
antara lain :
Peyakit kurang kalori dan protein ( KKP )
Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi kalori/karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi atau terjadinya defisiensi atau defisit energi dan protein.biasanya terjadi pada anak balita.
Penyakit kegemukan ( obesitas )
Penyakit ini terjadi karna ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dan kebutuhan energi, yakni konsumsi kalori terlalu berlebih dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energi.
Anemia ( penyakit kurang darah )
Penyakit ini tarjadi karena konsumsi zat besi ( Fe ) pada tubuh tidak seimbang atau kurang dari kebutuhan tubuh.
Zerophthalmia ( defisiensi vitamin A )
Penyakit ini disebabkan karena kekurangan konsumsi vitamin A dalam tubuh. Gejala penyakit ini adalah kekeringan epitel biji mata dan kornea, karena glandula lacrimaris menurun.
Penyakit gondok endemik
Zat iodium merupakan zat gizi esensial bagi tubuh karena merupakan kompinen dari hormon thyroxin. Zat iodium ini dikonsentrasikan dalam kelenjar gondok ( glandula thyroidea ) yang digunakan dalam sintesa hormon thyroxin.
Keluarga Berencana ( KB )
KB adalah suatu cara untuk mencegah kehamilan agar ibu dapat melahirkan anak yang diinginkan sesuai dengan perencanaan kelurga yang sehat.
a. Manfaat dari KB :
1. Mencegah kurang darah pada ibu.
2. Ibu dan anak tetap sehat.
3. Rumah tangga lebih terawatt
b. Waktu yang tepat untuk mengikuti KB :
1. Jumlah anak sudah lebih dari 2
2. Anak bungsu berumur kurang dari 2 tahun
3. Usia ibu kurang dari 20 tahun, sudah mempunyai anak
4. Usia ibu lebih dari 35 tahun dan sudah mempunyai anak
c. Alat kontrasepsi KB yaitu :
1. Pil
2. Suntikan
3. Implan atau susuk
4. Kondom
5. IUD ( alat kontrasepsi dalam rahim )


Setelah klien (individu, keluarga, masyarakat) kontak dengan pelayanan kesehatan (di rumah, di Puskesmas), perawat melakukan praktik keperawatan dengan cara menggunakan proses keperawatan komunitas.
Sesuai dengan teori Neuman, kelompok atau komunitas dilihat sebagai klien dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu komunitas yang merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan, yang terdiri dari lima tahapan :
1. Pengkajian
Pada tahap pengkajian, perawat melakukan pengumpulan data yang bertujuan mengidentifikasi data yang penting mengenai klien.
Yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas adalah :
a. Core atau inti: data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri: umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
b. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) :
• Perumahan: Rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan, sirkulasi dan kepadatan.
• Pendidikan: Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan.
• Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal: Apakah tidak menimbulkan stress.
• Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: Apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan.
• Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi.
• System komunikasi: Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan nutrisi misalnya televisi, radio, Koran atau leaflet yang diberikan kepada komunitas.
• Ekonomi: Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional), dibawah UMR atau diatas UMR sehingga upaya pelayanan kesehatan yang diberikan dapat terjangkau, misalnya anjuran untuk konsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi tersebut.
• Rekreasi: Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas untuk mengurangi stress.
c. Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistic, antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR, serta cakupan imunisasi










Skoring Prioritas Masalah Komunitas
Skoring:
1) Tentukan skor untuk setiap criteria
2) Skor dibagi angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot
3) Jumlahkan skor untuk semua criteria
4) Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot.

Faktor- faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas :
1) Sifat masalah
Dalam menentukan sifat masalah bobot yang paling besar diberikan pada keadaan sakit atau yang mengancam kehidupan keluarga, yaitu keadaan sakit atau pertumbuhan anak yang tidak sesuai dengan usia, kemudian diberikan pada keadaan hal-hal yang mengancam kesehatan keluarga dan selanjutnya kepada situasi krisis dalam keluarga di mana terjadi situasi yang menuntut penyesuaian dalam keluarga.
2) Kemungkinan masalah dapat di ubah
Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah dapat diubah adalah:
(a) Pengetahuan teknologi dan tindakan-tindakan untuk mengatasi masalah.
(b) Sumber daya keluarga, di antaranya keuangan, tenaga, sarana dan prasarana.
(c) Sumber daya perawatan, di antaranya adalah pengetahuan, keterampilan dan waktu.
(d) Sumber daya masyarakat dapat dalam bentuk fasilitas organisasi seperti posyandu, polindes dan sebagainya.
3) Potensi masalah untuk di cegah.
Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam melihat potensi pencegahan masalah adalah :
(a) Kepelikan/kesulitan masalah hal ini berkaitan dengan beratnya penyakit atau masalah yang menunjukkan kepada prognosa dan beratnya masalah.
(b) Lamanya masalah, berhubungan dengan jangka waktu terjadinya masalah. Lamanya masalah berhubungan erat dengan beratnya masalah yang menimpa keluarga dan potensi masalah untuk di cegah
(c) Tindakan yang sudah dan sedang di jalankan, adalah tindakan untuk mencegah dan memperbaiki masalah dalam rangka meningkatkan status kesehatan keluarga.
(d) Adanya kelompok risiko tinggi dalam keluarga atau kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk mencegah masalah.
4) Menonjolnya masalah.
Adalah merupakan cara keluarga melihat dan menilai masalah tentang beratnya masalah,serta mendesak masalah untuk diatasi
Pengkajian Khusus Gerontik
Tujuan dari melakukan pengkajian adalah untuk menentukan kemampuan klien dalam memelihara diri sendiri, melengkapi data dasar untuk membuat rencana keperawatan, serta memberi waktu klien untuk berkomunikasi. Pengkajian meliputi aspek fisik, psikis, sosial dan spritual dengan melakukan kegiatan pengumpulan data melalu wawancara, observasi, dan pemeriksaan.
A. Aspek Fisik
a) Wawancara
1. Pandangan Lansia tentang kesehatannya
2. Kegiatan yang mampu dilakukan Lansia
3. Kebiasaan Lansia merawat diri sendiri
4. Kekuatan fisik Lansia: otot, sendi, penglihatan dan pendengaran
5. Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, BAK/BAB
6. Kebiasaan gerak badan/olahraga/senam lansia
7. Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan
8. Kebiasaan Lansia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam minum obat
9. Masalah-masalah seksual yang dirasakan
b) Pemeriksaan fisik
1. Temperatur
• Mungkin rendah 35 0C (hipotermy)
• Lebih teliti diperiksa di sublingual
2. Pulse (denyut nadi)
• Kecepatan irama,frekuensi
• Apikal, radial, pedal
3. Respirasi (pernafasan)
• Kecepatan, irama dan kedalaman
• Tidak teraturnya pernafasan
4. Tekanan darah
• Saat berbaring, duduk, berdiri
• Hipotensi akibat posisi tubuh
5. Berat badan perlahan-lahan hilang pada tahun terakhir
6. Tingkat orientasi
7. Memori atau ingatan
8. Pola tidur
9. Penyesuaian psikososial
B. Aspek Psikologis
1. Apakah mengenal masalah-masalah utamanya
2. Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan
3. Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak
4. Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupan
5. Bagaimana mengatasi stress yang dialami
6. Apakah mudah dalam menyesuaikan diri
7. Apakah Lansia sering mengalami kegagalan
8. Apakah harapan pada saat ini dan akan datang
9. Perlu dikaji juga mengenai fungsi kognitif : daya ingat, proses pikir, alam perasaan, orientasi dan kemampuan dalam penyelesaian masalah
C. Aspek Sosial
1. Darimana sumber keuangan Lansia
2. Apakah kesibukan Lansia dalam mengisi waktu luang
3. Dengan siapa dia tinggal
4. Kegiatan organisasi apa yang diikuti Lansia
5. Bagaimana pandangan Lansia terhadap lingkungannya
6. Berapa sering Lansia berhubungan dengan orang lain diluar rumah
7. Siapa saja yang biasa mengunjungi
8. Seberapa besar ketergantungannya
a. Apakah dapat menyalurkan hoby atau keinginanya dengan fasilitas yang ada
D. Spritual
1. Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya
2. Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagaman, misalnya pengajian dan penyantunan anak yatim atau fakir miskin
3. Bagaimana cara Lansia menyelesaikan masalah, apakah dengan berdoa
4. Apakah Lansia terlihat sabar dan tawakal

Kamis, 22 Oktober 2009

info

* Jumat, 23/10/2009 09:52 WIB
Menikmati Hangatnya Sore di Kopi Progo
Gb
Sore hari memang cocok untuk merilekskan pikiran setelah sehari penuh beraktivitas. Sembari santai minum kopi bisa menjadi teman yang menyenangkan.
* Jumat, 23/10/2009 09:30 WIB
Den Bravo Gelar Latihan Penanggulangan Teroris
Gb
Detasemen Bravo (Den Bravo) Paskhas gelar latihan kontijensi penanggulangan teror (Gultor) Sebagai upaya mengoptimalkan kemampuan prajurit dalam penanggulangan teroris.
* Jumat, 23/10/2009 09:26 WIB
Persiapan Bandung Blossom, Arus Lalin di Gedung Sate Dialihkan
Gb
Untuk persiapan acara Bandung Blosssom 'Perfect 9 A Day To Remember', sebagai puncak HUT Bandung ke-199, besok, arus lalu lintas di depan Gedung Sate dialihkan.
* Jumat, 23/10/2009 09:19 WIB
Berakhir Pekan di Bandung Yuk!
Gb
Bandung memang surganya wisata kuliner dan fashion. Di akhir pekan ini, anda bisa mencicipi berbagai macam kuliner jagonya Bandung. Tak hanya itu pawai kendaraan hias dan kesenian Jabar akan semarakkan akhir pekan ini.
* Jumat, 23/10/2009 08:23 WIB
SIM Keliling di BTM Cicadas
Gb
Unit pelayanan SIM keliling Polwiltabes Bandung, Jumat (23/10/2009) hadir di BTM Cicadas. Untuk warga Bandung yang ingin memperpanjang masa berlaku SIM A dan SIM C bisa datang pada pukul 10.00 WIB sampai selesai.